Ditulis oleh iriters kontributor Fitria Rakhmawati

Saya tidak tahu apa bahasa Indonesianya untuk istilah ‘potluck party’. Kalau buat saya pribadi, arti potluck party adalah ‘dateng bawa makanan untuk dimakan bareng teman-teman, lalu pulangnya masih bawa makanan lagi, sisa yang belum kemakan’ hehehe. 

Ya, hampir setiap bulan pada hari Sabtu di sekolahan tempat kerja saya selalu mengadakan potluck. Maklum, hari Sabtu adalah hari libur di sekolahan kami. Tapi meskipun hari libur, kami tidak diizinkan oleh pihak sekolah untuk berleha-leha di rumah. Kami masih tetap harus masuk ke sekolah meskipun tidak ada jam mengajar.


Biasaya pada Sabtu itu kegiatannya kami isi dengan senam bareng di lapangan sekolah. Setelah senam, biasanya ya kami melanjutkan pekerjaan masing-masing. Ada yang nyicil menyiapkan materi untuk pelajaran pekan depan, bikin soal buat ujian, tapi ada juga yang sibuk ngemong anak.

Biar tiap Sabtu kegiatannya nggak yang itu-itu aja, jadi 1-2 bulan sekali kami, khususnya para guru putri, mengadakan potluck party. Semua guru membawa bekal makanan ke sekolah untuk nantinya dimakan bareng. Dulu pas masih awal-awal potluck-an, mayoritas membawa makanan sejenis semua alias maincourse. Nggak ada yang membawa makanan untuk appetizer dan desert. Jadi kebayang nggak sih betapa kenyangnya kami waktu itu, karena semua orang membawa makanan pokok ummat manusia berkode +62 alias nasi, hahaha.

Dari situ akhirnya kami belajar, kalo ada potluck party lagi, setiap orang harus membawa makanan atau minuman yang berbeda-beda.

Walhasil setelah berlangsung beberapa kali, potluck-an pun lebih meriah karena di hadapan kami terhidang berbagai jenis makanan. Bahkan ada sejumlah makanan maupun minuman yang sepertinya saya belum pernah memakannya, huhuhu.

Makanan tidak harus buatan sendiri. Kalau ibu-ibu rumah tangga sih biasanya ya bawa makanan atawa cemilan a la rumahan bikinan sendiri. Tapi sah-sah saja kalau makanan yang dibawa adalah hasil hunting dari warung makan, hehehe. Atau biasanya para guru putri yang masih jomblo membeli cemilan berupa camilan tradisional macam klepon, nagasari dan sebangsanya.

Ada salah satu teman saya yang karena dia ada darah keturunan Arab, pas jadwal potluck party membawa nasi kebuli. Terus ada lagi guru yang dulu pernah mengenyam pendidikan di Turki, dia membawa makanan khas negerinya Presiden Erdogan, yakni Muhalebi.

Muhalebi ini adalah sejenis cemilan yang terbuat dari campuran tepung maizena, gula pasir dan coklat. Kalau boleh saya sebut sih, rasanya manis dan teksturnya lembut seperti jelly lapis. Kalau jelly bibuat berlapis dengan jelly juga, nah, kalau Muhalebi ini setiap layernya dilapisi dengan roti kering. Kemasannya biasanya pakai cup kecil.

Menu yang bikin seger di acara potluck juga ada. Selalu saja ada yang bawa buah-buahan beraneka macam seperti semangka, apel, pisang, mangga dan pepaya. Kalau saya sih biasanya bawa nasi goreng teri yang saya campur dengan irisan kecil wortel berbentuk dadu. Biasanya saya menyiapkan untuk 3-5 porsi.

Biasanya potluck kami adakan di sebuah pelataran kebun di tengah-tengah sekolah. Di lokasi itu memang tidak terlalu panas sebab terdapat beberapa pohon kelapa yang mengelilinginya. Meskipun tanah di lokasi tersebut dilapisi rerumputan, tapi kami tetap memakai tikar sebagai tempat duduk.

Dan begitu tikar digelar, huwalaaa... terhamparlah satu persatu makanan dan minuman yang kami bawa di tengah-tengah tikar. Siapa yang tidak bahagia coba melihat makanan dan minuman yang menggoda lidah, sudah siap santap di hadapan kami. Maka tak perlu waktu lama, begitu kami semua sudah nyaman mendapatkan tempat duduk, acara makan-makan pun langsung dimulai.

Semuanya duduk lesehan, termasuk anak-anak balita. Setelah semua orang mendapatkan piring, maka bisa langsung mencomot makanan apa saja yang tersaji. Pokoknya kalau potluck party begini makanannya pasti komplit, plit, plit.

Teman saya yang sedang cuti melahirkan pun, gegara lihat kami sedang potluck party di sekolah, dia langsung minta izin untuk bergabung. 

Begitu mendekati duhur sekitar jam 11 siang, biasanya potluck party pun berakhir. Makanan yang masih tersisa boleh dibawa pulang. Saya sih biasanya membawa buah-buahan dan cemilan untuk nanti saya nikmati bersama suami di rumah.

Kalau ada makanan dari sisa potluck-an, saya sih biasanya tidak terlalu banyak membawa pulang. Ya secukupnya saja untuk kami makan berdua bareng suami.

Potluck party di sekolahan kalau menurut saya bukan sekadar acara makan-makan, tapi juga sebagai sarana bercengkerama dengan sesama guru yang lain. Makanan dan minumannya mah hanya sebagai media. Yah, meskipun kami para guru putri menempati ruangan yang sama dan bertemu setiap hari, tapi hari-hari biasanya itu ya kami disibukkan dengan pekerjaan masing-masing. Senda gurau sih ada, tapi ya nggak seasyik dan sebebas ketika potluck.

Bagaimana dengan iriters suka ngadain potluck party juga?


Penulis adalah guru matematika di sebuah sekolah swasta di Kota Semarang

0 Comments